• Minggu, 24 September 2023

Tanggapi Isu Serangan Sistem Bank Syariah Indonesia, Waketum IKA Unpam : Pembelajaran Bagi Lembaga Keuangan

- Rabu, 17 Mei 2023 | 00:54 WIB
Waketum IKA Unpam, Sendy Marlen memberikan tanggapan perihal isu serangan sistem Bank Syariah Indonesia.  (Dok. IKA Unpam)
Waketum IKA Unpam, Sendy Marlen memberikan tanggapan perihal isu serangan sistem Bank Syariah Indonesia. (Dok. IKA Unpam)


beritautama.co.id - Sendy Marlen, seorang praktisi keamanan cyber menyampaikan keprihatinannya atas informasi serangan ransomware yang melanda sistem Bank Syariah Indonesia.

"Pembahasan serangan ransomware yang menimpa sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) telah mencuri perhatian praktisi keamanan cyber di seluruh Indonesia," ungkap Sendy Marlen.

Bahkan, masyarakat dibuat heboh dengan gangguan layanan perbankan hingga isu kebocoran data PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI). Gangguan ini disebut-sebut disebabkan karena adanya serangan siber oleh kelompok hacker LockBit 3.0.

Baca Juga: Belum Punya Dewan PPP Dapil Tapos Cilodong, Samsudin Alloy Siap Isi Kekosongan

Wakil Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Pamulang (IKA Unpam) ini menekankan pentingnya kesadaran akan ancaman cyber dan perlunya tindakan proaktif dalam melindungi sistem informasi perbankan.

"Ransomware merupakan jenis perangkat lunak berbahaya (malware) yang dirancang untuk mengunci atau mengenkripsi file penting di dalam sebuah sistem komputer dan meminta tebusan (ransom) kepada perusahaan agar file tersebut bisa dikembalikan atau dibuka kembali aksesnya," paparnya.

Ransomware biasanya menyerang sistem dengan cara memanfaatkan kelemahan keamanan, melalui email phishing, atau dengan menyusup melalui situs web yang terinfeksi, serta dengan cara menyisipkan file palsu yang di dalamnya sudah ditanam perintah kerja dari pembuat.

Baca Juga: Partai Ummat Incar Kursi Tapos Cilodong, Hendra Amara Siap Sumbang Saran Penyelesaian Masalah Depok

Setelah ransomware berhasil mengenkripsi file, biasanya akan muncul pesan tebusan yang menuntut untuk di bayar dalam bentuk mata uang digital, seperti Bitcoin, sebagai imbalan pemulihan atau pembukaan akses data.

Pesan tersebut sering kali mengancam akan menghapus data atau menyebarkan data jika tebusan tidak dibayar dalam waktu tertentu.

Dijelaskannya, ransomware dapat menyebabkan kerugian yang signifikan sekali, baik secara finansial maupun operasional sebuah perusahaan, bagi individu, atau organisasi yang menjadi korban.

Baca Juga: Incar 4 Kursi DPRD Kota Depok, Bacaleg Gerindra Tapos Cilodong Punya Kapasitas Dan Kapabilitas

"Beberapa ransomware juga dapat menyebar melalui jaringan lokal, menginfeksi sistem lain dalam jaringan yang sama," tuturnya.

Sendy menyampaikan ketika perusahaan atau organisasi menghadapi serangan ransomware, langkah pertama yang harus diambil adalah melaporkan insiden tersebut kepada otoritas keamanan cyber yang berwenang.

'Hal ini penting agar langkah-langkah yang tepat dapat diambil untuk menangani serangan tersebut dan mencegah kerugian lebih lanjut," kata Sendy Marlen

Halaman:

Editor: Heru Sasongko

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kota Depok Perlu Sentra Perdagangan

Rabu, 20 September 2023 | 06:21 WIB

Pinjol Dan Properti, Apakah Ada Kaitannya?

Rabu, 16 Agustus 2023 | 05:05 WIB

Segini Kisaran Harga Tiket LRT Jabodebek

Jumat, 14 Juli 2023 | 09:16 WIB
X